Senin, 24 Januari 2011

Materi Mentoring SMA: AL QUR’AN YANG DISAYANG DAN YANG DISIMPAN

Pendahuluan

Apakah Al Quran itu? Secara bahasa Al Quran berasal dari kata qa-ra-a artinya "Bacaan". Kata Al Quran berbentuk masdhar dengan arti isiim maf'ul yaitu "maqru" (yang dibaca). Didalam Al Quran itu sendiri Allah menggunakan kata qa-ra-a dalam membaca ketika Dia menjelaskan kepada Rasul-Nya. (75:17-18).

Secara syariat, Kitabullah ini didefinisikan para ulama sebagai "Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah".

Tidak semua kalam Allah merupakan Al Quran. Hanya yang diwahyukan kepada Rasulullah dan diriwayatkan secara mutawatir saja yang Al Quran. Juga tidak semua wahyu Allah kepada Rasulullah Al Quran, sebab ada hadits qudsi yang redaksinya dari Rasulullah sendiri. Adapun Kitabullah, sebagaimana definisi diatas, sama sekali tidak kemasukan perkataan manusia. Kitab suci Al Quran adalah mukjizat asulullah SAW dan membacanya merupakan ibadah. Sabda Rasulullah," Barangsiapa yang membasa satu huruf dari Kitabullah ini maka baginya satu pahala dan kebaikan yang sepuluh kali lipatnya. Aku tidak katakan aliif-lam-mim satu huruf tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Tirmidzi)

Ayat Al Quran yang pertama turun merupakan perintah membaca," Iqra' bismirabbikal ladzii khlaq" ( bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan). Memang Al Quran diberikan kepada kita untuk senantiasa dibaca dan dibaca. (96:1-5).

Iqra' (bacalah)!! Renungkanlah, betapa canggihnya perintah ini ! Siapa pun di dunia ini mengetahui bahwa membaca adalah kunci ilmu pengetahuan dan pembuka jalan bagi peningkatan ilmu. Membaca dilakukan dengan menyatukan simbol-simbol (ayat-ayat) bacaan, huruf, kata dan kalimat sehingga membentuk pengertian. Buku-buku yang kita baca adalah kumpulan simbol- simbol bacaan ini. Al Quran juga dipenuhi simbol-simbol Allah. Tetapi simbol disini bukan sekedar huruf yang dirangkai menjadi kata atau kalimat. Dibalik setiap ungkapan Al Quran terkandung untaian kihmah Ilahiyah yang tinggi. Siapakah yang ingin memperolehnya?

Apakah yang dibaca? Yang dibaca adalah semua ciptaan Allah (seluruh makhluk-Nya). Maka perintah membaca Al Quran mengandung dua pengertian sekaligus.

Pertama, membaca alam semesta sebagai ayat-ayat Allah al-kauniyah yang tersebar di alam semesta.

Kedua, membaca Kitabullah yaitu ayat-ayat Allah al-qauliyah, sebagai bimbingan dalam membaca alam semesta tersebut.

Ketika membaca Al Quran kita menemukan kesatupaduan antara ayat-ayat Allah dalam firman-firman-Nya dengan ayat-ayat Allah yang bertebaran di alam semesta. Bukankah seluruh isi alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah. Bukankah Kitabullah itu juga merupakan wahyu Allah yang tiada diragukan lagi kebenarannya!

Membaca fenomena alam semesta adalah jalan mencapai ilmu pengatahuan. Bila membaca ini ditafsirkan lebih dalam maka ia berarti menyelidiki, menganalisa, bahkan sampai melakukan eksperimen terhadap atau ayat-ayat kauniyah itu. Allah Yang Maha Pencipta memberi ilmu melalui cara ini," Dia mengajar manusia dengan peranaraan pena (tulis baca).

Tetapi hakikat ilmu hanya bisa ditemukan bila alam semesta dibaca dengan Nama Allah Yang Maha Menciptakan. Melalui Kitabullah akan terungkap karunia dan kasih sayang Allah yang Maha Pemurah, Yang maha memberi dengan tanpa perhitungan. Bacalah! Dan Rabbmu Yang Maha Pemurah. Pemberian Allah semakin sempurna dengan dibukakan-Nya ilmu pengetahuan dan teknologi... Rahmat dan kasih sayang Allah menjadi berkembang dan semakin banyak." Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya". Maka nikmat Allah yang manakah yang dapat kita dustakan?

Kesatupaduan Al Quran dengan fenomena alam (ilmu pengetahuan) ini membuat para pembaca Kitabullah semakin yakin akan kebenaran firman-firman Allah. Ia merasa Allah semakin dekat, memberi kenikmatan berupa hidayah yang sempurna, membukakan hakikat ilmu yang dipelajarinya dari alam semesta dan mencurahkan kasih sayangnya ke dalam jiwa.



Keutamaan Membaca Al Qur’an

1. Al Qur’an menjadikan kebaikan, berkah dan kenikmatan.

“Sebaik-baik Kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Merupakan Ciri orang yang diberi Ilmu

“Sesungguhnya Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata bagi orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mngingkari ayat-ayat Kami, kecuali orang-orang yang zholim. (QS. Al Qashash : 49)

3. Menjadi Penolong (Syafaat) bagio pembacanya

“Bacalah Al Qur’an, sesunguhnya ia akan datang sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat bagi pembacanya (HR. Muslim)

4. Meninggikan derajat manusia di Surga

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

5. Bersama para malaikat yang mulia dan taat

"Orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia mahir maka ia bersama malaikat yang mulia dan taat. Sedangkan orang yang membaca Al Qur’an sedang ia terbata-bata dan merasakan kesulitan, ia mendapat dua pahala. (HR. Muttafaqun ‘alaih)

6. Mendapatkan keuntungan besar yang tidak pernah merugi.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang kami Anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak merugi.(QS. Faathir : 29)



Tujuh Fungsi Al Quran

Bila Al Quran selaras dengan ilmu pengetahuan, apakah berarti Kitab ini merupakan buku ilmiah?

Tidak, fungsi Al Quran yang utama bukan menjadi Kitab Ilmu Pengetahuan, tetapi sebagai petunjuk (Hudan). Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, manusia dipersilahkan menalar dan mengembangkan sendiri. Sedangkan Al Quran hanya memberikan rangsangan agar manusia senantiasa menggunakan akalnya serta fenomena melihat alam yang menjadi sumber inspirasi bagi mereka.

Bagi muslim atau muslimah, Kitabullah adalah bimbingan hidup yang paripurna. Ia tidak hanya menunjuki jalan yang mesti ditempuh dalam mengarungi lautan kehidupan, memberikan obor dalam kepekatan zaman, tetapi juga menjadi hiburan di sepanjang jalan.

Dalam suatu doa, Rasulullah menjelaskan kapada kita bahwa Kitabullah adalah petunjuk hidup setiap muslim. Renungkanlah doa Rasulullah berukit ini,

Ya Allah rahmatilah aku dengan Al Quran

Jadikanlah dia itu pemimpin, cahaya, petunjuk dan tanda kasih sayang(Mu) bagiku

Ya Allah ingatkanlah aku sesuatu yang aku lupa darinya

Dan ajarkanlah aku segala yang aku belum ketahui daripadanya.

Rizkikanlah kepadaku untuk selalu membacanya baik diwaktu malam maupun siang

Jadikanlah dia argumen bagiku, wahai Rabb semesta alam

Inilah doa yang unik dan istimewa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya. Doa ini dapat kita baca seusai membaca Al Quran dengan harapan Allah mengabulkan permohonan kita yang terkandung di dalamnya. Dari doa ini kita memahami bahwa Kitabullah Al Quran mengandung fungsi,

1. Pemimpin (Imam).

Kitabullah bagaikan perintah harian yang datang dari Raja Alam Semesta, Allah Azza wa Jalla. Kepemimpinan Allah sangat dominan pada orang-orang yang beriman karena ia selalu berinteraksi dengan Al Quran. Ia mengetahui bagaimana Allah mengatur hidupnya: menyuruh, melarang, menganjurkan, menghibur dirinya melalui Kitabullah. Dari Kitab ini mereka menemukan kepastian apa yang harus diperbuatnya dalam kegiatan sehari-hari baik bagi kehidupan individu maupun dalam masyarakat. (17:71-72)

2. Cahaya (Nuur)

Yaitu cahaya yang menerangi kegelapan hidup. Hidup tanpa cahaya pastilah berada dalam gelap gulita, tidak mengenal kebenaran, tidak mengenal Allah dan kekuasannya sehingga seperti orang buta yang tidak tahu jalan. Meraba-raba tak tahu arah dan tujuan. Dengan Kitab ini Allah menjadikan hidup ditaburi cahaya iman. Al Quran menerangi jalan yang harus ditempuh sehingga kita tidak akan sesat atau keliru jalan. (42:52)

3. Petunjuk (Al Huda)

Yaitu bumbingan Allah yang terus menerus menunjuki jalan kebenaran dan lurus. Ia memberikan rambu-rambu yang harus dilalui sepanjang jalan dan memberikan pedomannya agar tidak sesat. Dengan petunjuk ini orang beriman akan mampu membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, yang benar dengan yang salah, yang baik dengan yang buruk. Ia tidak akan terperosok pada kebhatilan dengan meninggalkan kebenaran. Jalan yang dilalui dalam hidupnya akan pasti, tiada keraguan atau syubhat, seluruhnya serba jelas. (2:185)

4. Kasih Sayang Allah (Rahmah)

Kitabullah adalah tanda (simbol) dari cinta Ilaahi kepada hamba-Nya yang beriman. Karena cinta-Nya dibimbinglah orang-orang yang mukmin itu mengenal kebesaran dan kemuliaan-Nya, mengenal hakikat hidup dunia dan akherat. Tatkala dibaca, terasalah resapan kasih sayang Allah yang sangat besar. Kasih sayang dari Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang dirasakan di dunia ini dan yang dijanjikan-Nya di akherat. (16:89)

5. Pengingat (Adz Dzikru)

Kitabullah ini bernama juga "Adz Dzikru". Al Quran adalah metoda Ilahi untuk mengi- ngatkan manusia pada hukum dan undang-undang-Nya, menyadarkan manusia akan adanya hari berbangkit dan pembalasan. Tilawah (membaca) Al Quran adalah dzikir yang lebih utama daripada menyebut-nyebut nama Allah. Melaksanakan Kitabullah ini adalah melakukan dzikir dalam bentuk amal. Disamping itu, membaca Al Quran dengan berulang-ulang menggairahkan manusia untuk balajar dan bekerja guna mencapai kebahagiaan hari akherat.(54:17, 22, 40)

6. Penerangan (Hidayat)

Yaitu penerangan kepada manusia tentang berbagai rahasia kehidupan serta misteri ghaib yang menjadi pertanyaan di benaknya. Kitabullah menerangkan hakikat hidup, hakikat ketuhanan (Rububiyah), hakikat penghambaan, hakikat manusia dll yang sangat bermanfaat bagi manusia. Semua yang diterangkan Kitabullah merupakan ilmu sejati yang membuat manusia hidup tentram dan bahagia. (3:138)

7. Argumentasi (Hujjah) atau Bukti (Burhan)

Al Quran penuh berisi argumentasi yang akurat untuk mematahkan segala bentuk logika kekufuran yang dimiliki orang-orang kafir. Setalah memahami Kitabullah, tidak ada satu jalanpun untuk mengingkari kebenaran atau menyimpang daripadanya. Kitabullah ini juga akan menjadi bukti di hari kiamat nanti terhadap perjalanan hidup mu'min. (11:17)

Sebenarnya, fungsi Al Quran lebih banyak lagi. Kitabullah tidak hanya menjadi hidayah dan bimbingan bagi orang-orang yang beriman. Ia pun bisa menjadi obat (syifa) bagi penyakit- penyakit hati, penghibur dikala duka dan penghapus segala kesedihan. Siapa yang membacanya akan merasakan sentuhan dan belaian kasih sayang Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Karena itu, Rasulullah mengajarkan doa memohon agar Kitab ini menjadi hiburan bagi orang yang beriman. Doa itu begitu mesra, khusyu' dan tawadlu.

Inilah doa beliau yang wajib kita hafalkan dan amalkan.

Ya Allah, aku ini hamba-Mu anak dari hamba-Mu, anak hamba-Mu

Ubun-ubunku berada di dalam genggaman-Mu

Berlaku atasku hukum-hukum-Mu

dan adil bagiku keputusan-Mu

Aku memohon kepadamu dengan setiap Nama-Mu

yang Engkau namakan diri-Mu dengannya

atau nama yang Engkau turunkan di dalam Kitab Suci-Mu

atau nama yang Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hamba-Mu

atau nama yang Engkau sembunyikan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu...

Agar Engkau menjadikan Al Quran yang agung itu bunga hatiku

cahaya mataku

penghapus duka laraku

penghilang kekawatiran dan kedukacitaan





Kewajiban Kita Terhadap Al Quran

Setiap muslim yang bertaqwa menyadari sepenuhnya apa yang menjadi kewajibannya terhadap hidayah Allah ini. Kewajiban itt dilaksanakan dengan penuh cinta dan ridha tanpa sara keberatan maupun keraguan. Ia senantiasa bersedia meluangkan waktu, mencurahkan pemikiran dan tenaganya.

1. Membaca Al Quran

Kitabullah ini membacanya merupakan ibadah. Allah memberikan pahala untk setiap huruf yang dibaca dengan kabaikan (hasanat). Membaca kitabullah merupakan ibadah yang paling utama dari seluruh rangkaian ibadah yang ada. Membaca Al Quran menjadi inti dan kewajiban didalam melaksanakan sholat, menjadi kebiasaan yang disunnahkan di siang maupun malam. (35:29 / 10:61)

Rasulullah tidak bosan-bosannya mengingatkan kaum muslimin agar senantiasa membaca Al Quran. Banyak hadits Rasulullah memerintahkan umat ini selalu membaca Kitabullah atau belajar membacanya dengan makhroj yang baik dan ilmu tajwid yang benar. Misalnya rangsangan Rasulullah berikut ini,

"Orang yang membaca Al Quran dan ia mahir membacanya bersama dengan safarotil kiro,il baroroh (malaikat yang mulia) dan orang membaca Al Quran tetapi ia terbata-bata dalam lafalnya dan tertahan-tahan maka dia mendapat dua pahala". (HR. Mutafaq alaihi)

Dikatakan kepada para pencinta Al Quran di hari akhirat,"Bacalah dan naiklah (derajatmu di syurga) dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan Quran di dunia. Karena sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang engkau baca".(HR. Abu Daud dan At Tirmidzi)

Tidak boleh hasad (iri dengki) kecuali kepada dua unsur, seseorang yang diberi Allah Al Quran kemudian dibacanya baik pagi maupun malam hari dan seseorang yang diberi Allah rezeki kemudian diinfakkannya siang maupun malam. (HR. Mutafaq alaihi)

2. Mentadabburkan Isi Al Quran

Metadabburkan artinya mengkaji dan mempelajari kendungan hikmah yang Allah ajarkan didalamnya. Membaca saja belum cukup, karena mungkin orang membaca tetapi tidak memahami kandungan isinya. Karena itu harus dilakukan pengkajian dan pendalaman isinya melalui tadabur. Hikmah Al Quran tidak akan pernah habis digali dan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang mengimaninya. Inilah perintah Allah. (47:24 / 38:29)

3. Mengamalkan Isi Kitabullah

Yaitu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah didalamnya serta menjauhi apa saja yang dilarang Allah. Karena amal itu merupakan asas diberikannya pahala (jaza-u) oleh Allah. (9:105) Tak ada satu pun dari ketiga kewajiban ini yang boleh ditinggalkan, semua wajib dilakukan. Setiap saat Al Quran mesti membimbing kita. Sikap lalai dan suek terhadap Al Quran merupakan dosa dan perbuatan yang dibenci oleh Allah.

Kita sangat prihatin, karena dalam kenyataan banyak juga kaum muslimin yang lalai dari Al Quran. Mereka hanya mengagungkan fisiknya tetapi isi dan kandungannya ditinggalkan. Al Quran hanya dibaca bila ada kematian atau selamatan. Tidak ada upaya untuk mengkaji isinya secara mendalam. Ada lagi orang yang merubah fungsi Kitabullah ini. Ia dijadikan alat untuk mencari kesenangan kehidupan dan bukan pedoman hidup. Al Quran dinyanyikan dan diperlombakan, demi meraih gelar juara dan kemasyhuran, tetapi hukum dan undang-undangnya ditinggalkan.

Karena itu, tidak ada jalan lain yang lebih utama selain senantiasa membaca, mentadabburkan, mengajarkan dan mengamalkan. Bukankah Rasulullah bersabda,

"Sebaik-baik kamu adalah orang-orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Quran). (HR. Bukhari & Muslim)

Bila ketiga kewajiban ini dilaksanakan, maka mukmin atau mukminah akan merasakan kenikmatan hidup bersama Al Quran. Kemiknmatan yang tidak mungkin dirasakan oleh orang yang tidak mengimani Kitabullah ini. Hanya dengan menjadikan Kitabullah sebagai petunjuk jalan, manusia akan selamat di dunia maupun akhirat. Al Quran akan menjadi suatu hujjah (argumen) dihadapan pengadilan Allah. Ia akan memberi syafaat kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah,

"Bacalah Al Quran karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari Kiamat. (HR Bukhari & Muslim)



Daftar Pustaka :

1. As Suyuti, Imam. Apa itu Al Qur’an. Gema Insani Press. Jakarta. 1996

2. Jum’ah, Ahmad Khalil. Al Qur’an Dalam Pandangan Sahabat Nabi. Gema Indsasni Press. Jakarta.1999

3. Quthb, Sayyid. Keajaiban Al Qur’an. Bina Mitra Press._______ : 1997

4. Qardhawi, Yusuf. Al Qur’an dan As Sunnah; Refrensi Tertinggi Ummat Islam. Rabbani Press. Jakarta. 1997.

Tidak ada komentar: